About

Diberdayakan oleh Blogger.

Advertise Here

Gadgets

Derita Anak Kucing Belum Akil Baligh


  Mari beralih sejenak dari topik siapa presiden baru dan coba renungkan nasib anak kucing dirumah gue. Sebenarnya dia gak menderita banget, cuma penderitaan yg sesaat itu datang begitu cepat dan merasuk begitu lama dan dalam.

 Mungkin ini sebuah ujian penentuan untuk ketingkat selanjutnya bagi ras kucing rumahnicus kompleksipus (itu spesies kucing gw). Penderitaannya dimulai dari datangnya keponakan gw yg masih kecil. Ya elo taulah anak kecil kalo liat anak kucing kayak liat anak kucing. Bagaikan anak kucing seperti anak kucing. Perlakuannya ke anak kucing itu memang terlihat menyayangi dan mengasihi. Bahkan dia menggendong anak kucing itu (dengan tehnik smackdown tentunya). Untunglah katanya kucing punya nyawa 9, sekarang tinggal 8. Ah, gw lupa keponakan gw menggendongya 2 kali (dalam 2 hari).
  Teriakan kucing yg bernada 'meeow meeoow mbeek' membuat gw harus melakukan sesuatu ala pahlawan tanpa tanda lahir. Jadi, gw kasih nasehat ala gaya mario teguh, namun gw malah terlihat seperti mario bross versi cina kw.
  Penderitaan kucing gw makin bertmbah ketika datang adik sepupu gw. Dia masih kelas 3 sd dan tentunya dia sudah dikenal oleh kucing senior di rumah gw sebagai CatCement (baca cat semen). Dia (adik sepupu gw) udah mahir dalam berburu dan menangkap kucing dan "mengasihi" kucing. Yang tentunya berujung dengan luka batin dalam kucing gw.
  Akhirnya si anak kucing malang tersebut ditangkap oleh kedua anak kecil golongan garis keras pecinta kucing. Kejadian itu terjadi sekali namun membekas ke kali. Mereka menangkap anak kucing itu dan digendong lalu dinyanyikan lagu nina bobo bernada balonku.
 "iiih sini sini cing, bersihin dulu badannya"
 "ini anakku!"
itulah mantra magis yg dilantunkan mereka pada anak kucing yg sudah terlihat tak sanggup menahan diri untuk menggali pasir lagi. Anak kucing itu berteriak lagi "meeow, mewoo, woome, " yg kurang lebih artinya : "tolong saya, udah gak kuat'". Lalu anak kucing itu dibaringkan ditempat seolah sofa relaksasi dengan perlakuan kurang manusiawi. Beberapa saat anak kucing itu kembali menggonggong, kali ini dia sudah terlihat kurang oksigen
"mew, mew ,me" yg kurang lebih artinya : "tolong aku wahai lelaki yg berpipi kemerahan merah yg disana".
 Siapa itu ?
 "meeow moong!" yg artinya : "elo bego!"
ah iya itu gw. Gw sepertinya harus menolongnya gw sudah mulai kasihan, namun gw hanya bisa menulis cerita tentangya di blog (saat kejadian itu terjadi).
  Beberapa saat setelah gw nulis ini, anak kucing itu dibebaskan dari ketidakadilan dalam hidupnya. Kedua anak sd, dari keluarga gw, golongan garis keras, pencinta kucing (atau boleh disebut kucingkopat) melepaskan kucing tersebut setelah tau kalo ternyata disela sela bulunya ada kutu (padahal gw berharap ada kijang inova). Akhirnya anak kucing itu terbebas dan feel free.
  Ini untuk pelajaran bagi kita semua. Bahwa bila anda punya anak kucing ajari dia untuk segera menentukan batas akil balighnya, karena itu takkan menyelamatkan hidup kutu di tubuh kucing anda. Pikirkan itu!.



 

0 komentar:

Posting Komentar