About

Diberdayakan oleh Blogger.

Advertise Here

Gadgets

Sudah Cukup Umur


 Dewasa, adalah kata yang tak asing bagi kita. Namun cukup asing bagi orang Taiwan, karena mereka gak ngerti kata "dewasa". Dewasa tidak diukur dari umur, tapi lebih dari cara berpikir dan emosi. Lain lagi dewasa dalam artian tukang cukur, ya dewasa lebih banyak bayarnya.
 Biasanya orang dewasa punya sesuatu yg menunjukkan bahwa dia itu dewasa.Bukan lilitan bulu ketek atau sebagainya, melainkan KTP. Orang dewasa secara umurnya pasti memiliki KTP. Hal tersebutpun membuat gw pengen bikin KTP. Umur riwayat hidup gw yang sudah memasuki masa remaja (katanya) dan pas 17 tahun.

 Keinginan untuk buat KTP sudah terpikir sejak awal semester 2 (awal tahun 2015). Namun gw baru sadar, gw gak bisa buat KTP, yang buat orang Dukcapil, gw hanya nyerahin berkas saja. Keinginan tersebutpun baru terlaksana bulan ini. Semua berkas dan persyaratan sudah siap. Wajah untuk foto KTP juga sudah mantap.
 Pada hari jumat bulan ini, gw dan beserta pengikut (baca:teman) pergi ke Dukcapil. Perjalanan agak sedikit terganggun dengan hujan. Namun itu tak mengurunkan niat gw. "Cuma hujan dikit, gak bakalan basah!" pikir gw mantap. Untungnya hujan hanya di daerah tertentu perjalan kami. Seterusnya gak hujan. Sampailah ke Dukcapil. Tempatnya tersembunyi agak masuk kedalam, mirip mirip desa konoha. Disana, sudah banyak kendaraan berparkir yang tujuannya sama dengan kami.
 Masuklah kami ke dalam. Gw ambil semua berkas yg diperlukan, seperti Ijazah, Akta, Kartu Keluarga, Tusuk gigi, sumpit, telur gajah, dan sebagainya. Gw serahin berkas tersebut kepada seorang petugas pria berambut gaya biasa aja dengan senyuman ikhlasnya. Gw bilang sedikit bahwa ada kesalahan pada nama ayah gw. Eh, disuruh perbaiki dulu. Oke gw terima.
 Masuk ketahap perbaikan Kartu Keluarga. Gw menuju ruangan sebelahnya, dimana itu tempat pembuatan Kartu Keluarga dan saudaranya. Disana sudah menunggu petugas yang akan melayani keluhan anda, dan gw mengeluh perbaikan nama ayah gw. Bla bla bla, percakapan berujung dengan gw harus menyerahkan Kartu Keluarga yg asli dulu. Untungnya angka 13, gw gak bawa. Hancurlah kesempatan gw untuk buat KTP hari itu.
 Gw duduk di ruang tunggu. Merenungi segala yg telah terjadi. Gw gak bisa buat KTP hari itu, karena nama ayah gw di Kartu Kelaurga salah. Hari senin lah harapan gw. Detik detik berlalu, gw sadar yg buar KTP itu gw bukan ayah gue, nama yg tercantum nanti nama gw, bukan ayah gw. Kenapa gak dari tadi gw sadar!!.
Baiklah sekali gw bawa berkas yg tadi. Kata teman gw "bilang pas pas aja, iya iya aja" . Ok gw bilang gitu. Gw serahin berkas itu dengan harapan mulia, yaitu diterima.
 "Udah pas semua? gak ada yg salah" tanya petugas itu pada gw
 "Ya, gak ada yg salah" jawab gw cepat
 "tanggalnya gak ada yg salah?"
 "gak ada, tanggal gak salah, tanggal gak salah"
 Disana gw berharap bahwa dia hanya perhatiin tanggalnya aja.
 Berkas itu pun diterima. Gw lega seakan tornado itu sudah berlalu.
 Hanya tinggal tunggu panggilan untuk berfoto. Biasanya gw yakin setiap difoto, muka gw pasti agak lain. Seperti ada makhluk tak kasat mata yg merasuk bagian wajah gw dan ingin menunjukkan ke eksistensianya. Tunggu dan menunggu sambil berbincang dengan teman teman. Entah kenapa selalu ada masalah setiap kali teman gw datang. Ada yg salah tanggal lahirnya, namanya, gak inget fotokopi, dan sebagainya. Memang gak boleh ada yg salah dalam data penting seperti ini. Setiap data harus tepat. Seperti kesamaan tanggal pada ijazah, kartu keluarga, ataupun akta. Gw ingatkan, kalian harus teliti dan gw baru sadar ada kesalahan pada tempat lahir gw. Kartu keluarga dan akta laen. Hancurlah harapn gw untuk kesekeian kalinya.
 Untunglah saat itu kami dibantu oleh ketua Dukcapil. Semua berkas yg tadinya bermasalah sekarang fine fine aja. Kartu keluarga gw sudah diperbaharui. Kami terbantu, dia bagaikan penyelamat yg turun membawa kejaiban, seperti cahaya ditengah kegelapan. Memang saat itu pelajar diutamakan.
 Semua beres, tinggal tunggu panggilan foto. Semua teman gw sudah difoto dan gw terakhir. Entah apa cara yg dipakai dalam pengurutan tersebut hingga gw giliran terakhir sama dengan absen, selalu terakhir.
Masuklah gw kedalam ruangan pembuatan KTP. Ruangannya sangat dingin, ACnya kecampur sama kulkas mungkin. Gw duduk dengan yakin. Pengambilan data dimulai, sidik jari, tanda tangan, mata, dan foto semua berjalan lanjar. Harapan gw mucul ranger merah dan menghancurkan pendingin ruangan mungkin gak terkabul. Semua terlihat baik baik saja, sampai gw liat foto gw. "Seperti itukah muka gw?" itu pikiran pertama yg ada belam benak gw. Memang gw sudah menduga, gw pun hanmpir tak mengenali siapa itu kalau saja gw gak inget mati.
 Selesah sudah pembuatan KTP. Senin nanti baru diambil. Kami pun pulang ke sekolah, masih ada sekitar setengah jam atau kurang lebih 30 menit pelajaran. Saat itu memang hujan, namun itu tak mengurunkan niat gw. "cuma hujan dikit, gak bakalan basah!". Sampainya ke sekolah kami basah kuyup.
 Sudah punya KTP membuat koleksi kartu gw bertambah. SIM, kartu perpus, Kartu peserta ujian, kartu remi gak dihitung dan Kartu askes kalo masih berlaku. Gw sudah dewasa berumur 17 tahun. Keuntungan dari menjadi dewasa pun dapat dirasakan. Inilah keuntungan jadi dewasa 17 tahun :

1. Bisa buka situs 17 tahun keatas
 Ketika lo udah siap dengan ingatan nama nama perempuan jepang dan tinggal search lalu ketemu. Eh ternyata saat mau dibuka situsnya malah timbul peringatan untuk umur 17 tahun keatas. Elo sangat drop setelah mengetahui bahwa baru berumur 16. Pastinya langsung klik keluar dan gak masuk dong. Iya kan? Iya dong, dasar anak yg baik. Namun lain ceritanya ketika elo sudah umur 17 tahun, elo bisa dengan yakin mengklik tombol yes/ya. Tapi sayang, saat ini sudah mulai berganti dengan batas minimal 18 tahun. Ah sial.

2. Sekarang Sudah Jadi WNI
 Kamu sudah punya KTP otomatis sudah jadi penduduk Indonesia seperti kata KTPnya. Sehingga anda sekalian tak perlu ragu dengan darah blasteran yg mengalir dalam diri anda, karena sudah pasti anda adalah penduduk Indonesia.

3. Membantu Tugas Geografi

 Saat ujian ada soal tentang letak dimana pulau di Indonesia, anda bisa lihat KTP. Disana tergambar dengan jelas letak pulau pulau Indonesia. Kalimantan ada di kanan Sumatra, Irian Jaya ada di paling kanan dan sebagainya. Sehingga tak perlu khawatir tidak punya peta Indonesia, karena sudah ada KTP.

4. Penggaruk Dadakan

 Punggung gatal habis digigit nyamuk satu batalion tapi gak punya penggaruk? tenang gak perlu pakai tongsis atau silet, cukup pakai KTP anda. Dengan tekstur keras dan mudah dipegang memungkin anda dengan leluasa menulusuri area gatal punggung anda. Bahkan tak hanya punggung anda, punggung tetangga pun bisa. Tunggu apa lagi, jangan sia-siakan kesempatan ini.

5. Jadi Penggaris
 Masalah yg biasanya dihadapi siswa disekolah adalah kurangnya alat tulis. Entah itu karena gak beli atau biasanya terkena siklus "beli -> jatuh -> beberap saat -> hilang". Namun ketika punya KTP, kegiatan garis menggaris tidak sulit lagi. Gak punya penggaris pakai KTP, pinggir KTP yg rata dan licin memang mantap. Tapi terbatas hanya sekitar 8,5 cm.

 Itulah keuntungan punya KTP. Makanya cepat naik umur bagi yg belum. Saya sudah punya, anda?




1 komentar: